Ikan di Terumbu Tropis Terancam oleh Pengasaman Laut, Pemanasan Global, dan Perdagangan Ikan Hias

Ikan badut atau yang lebih sering dikenal sebagai ikan Nemo hidup di terumbu karang yang mengalami penurunan karena pengasaman laut, pemanasan global, dan perdagangan ikan hias. Oleh karena itu, bersama dengan ikan betok, ikan ini diusulkan untuk dilindungi secara hukum.

SAN FRANCISCO - The Center for Biological Diversity(Pusat Kenekaragaman Hayati Biologi) pada 13 September 2012 mengajukan petisi resmi kepada Dinas Perikanan Kelautan Nasional agar melindungi ikan badut oranye - bintang film Finding Nemo(Mencari Nemo) - dan tujuh spesies ikan betok sejenis yang menggantungkan hidupnya pada karang di bawah Undang-undang Spesies Langka karena terancam populasinya yang disebabkan oleh perubahan iklim, pengasaman laut dan perdagangan ikan hias dari laut.
"Ikan cantik yang menginspirasi film Finding Nemotersebut akan punah selamanya jika kita tidak mengerem hal-hal yang bisa menyebabkan pemanasan global dan pengasaman laut," kata Shaye Wolf, direktur ilmu iklim organisasi tersebut. "Polusi karbon merugikan ikan-ikan indah ini dan menghancurkan rumah-rumah mereka yand ada di terumbu karang. Jika kita ingin binatang yang indah ini bisa bertahan hidup di alamnya, tidak hanya di film, kita harus melindungi mereka di bawah Undang-undang Spesies Langka."
Ikan Badut dan Ikan Betok beresiko terkena akibat pengasaman laut - yang disebabkan oleh penyerapan oleh lautan akan polusi karbon dioksida buatan manusia - yang merusak indra pendengaran, penglihatan, dan penciuman ikan-ikan tersebut. Pengasaman laut mengganggu kemampuan anakan ikan untuk menghindari predator dan mengganggu kemampuan mereka untuk menemukan rumah karangnya. Beberapa ikan ini mengalami tingkat predasi 5-9 kali lebih tinggi dari angka normal pada tingkat CO2 yang berlebihan.


Ikan Badut Oranye. (FOTO: johari_balaurecord

Pengasaman dan pemanasan laut juga mengancam hancurnya habitat terumbu karang bagi ikan badut dan betok. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa terumbu karang cenderung menjadi ekosistem di seluruh dunia yang akan runtuh pertama kali akibat pemanasan global. Pemanasan laut secara cepat memperburuk dan menghancurkan habitat terumbu karang dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas aktivitas massa pemutihan yang dapat membunuh karang. Pengasaman laut telah menyebabkan pertumbuhan karang di beberapa daerah menjadi lamban.
"Terumbu karang seperti hutan hujan-nya laut, namun polusi karbon akan melibas keanekaragaman hayati laut," kata Wolf. "Semakin lama kita menunda untuk memberikan perlindungan Undang-undang Spesies Langka dan tidak mengurangi gas rumah kaca yang merugikan ikan karang dan menghancurkan rumah mereka, maka semakin sulit upaya untuk menyelamatkan makhluk-makhluk unik tersebut."
Ikan badut oranye dan ikan betok juga menghadapi ancaman dari perdagangan global ikan laut hias. Amerika Serikat adalah importir terbesar di dunia ikan laut hias. Sejauh ini, ikan betok dan ikan anemon merupakan spesies yang paling sering diperdagangkan. Penelitian menunjukkan bahwa ikan badut oranye dan ikan betok biru kehijauan black-axil chromis damselfish mengalami penurunan populasi di alam karena ditangkap secara berlebihan untuk perdagangan ikan hias.
Ikan karang dalam petisi ini termasuk ikan badut oranye, yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya terlindung dalam anemon pada terumbu karang, serta tujuh spesies ikan betok yang hidup di perairan AS dan bergantung pada percabangan karang yang sangat rentan terhadap ancaman perubahan iklim.
Ikan-ikan betok tersebut antara lain: betok ekor kuning yang mendiami perairan di Florida, Kepulauan Virgin AS, Puerto Rico dan Karibia; ikan betok Hawaiian dascyllus dan ikan betok mata biru yang menghuni perairan Hawaii, ikan betok biru kehijauan black-axil chromis damselfish, ikan betok Dick,ikan betok jaring dan ikan betok biru-hijau yang hidup di Indo-Pasifik, termasuk wilayah perairan AS di Samoa Amerika dan Kepulauan Mariana Utara.
Organisasi ini bekerja untuk melindungi habitat terumbu karang di mana ikan karang bergantung, dan pada tahun 2006 kami berhasil melindungi dua spesies karang Karibia - karang elkhorn dan staghorn - di bawah Undang-undang Spesies Langka.
Organisasi ini juga telah membuat petisi untuk melindungi 83 karang lain di Karibia, Hawaii dan Indo-Pasifik pada tahun 2009. Dinas Perikanan dan Kelautan Nasional menetapkan bahwa 56 dari karang cenderung punah pada akhir abad ini, terutama karena pemanasan laut, pengasaman laut dan penyakit laut. Dinas ini akan memutuskan apakah karang-karang tersebut pantas dilindungi berdasarkan undang-undang tersebut pada bulan Desember 2012 nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Sejarah Dapur Arang di Berakit