Teknologi Pembuatan Kompos

Teknologi Pembuatan Kompos dengan Penggunaan Aktivator Stardec atau Starbio


Pembuatan pupuk organik tidak terlepas dari proses pengomposan yang diakibatkan oleh mikroba yang berperan sebagai pengurai atau dekomposisi berbagai limbah organik yang dijadikan bahan pembuat kompos. Penggunaan mikroba sebagai aktiVator untuk memperoleh kompos dengan kualitas yang baik tergantung kepada bahan bahan yang digunakan, cara pembuatannya, tempat pembuatannya serta lama pengomposan.

Salah satu aktivator atau dekomposer yang sering digunakan adalah Stardec atau Starbio. Aktivator Stardec berisi beberapa mikroba yang berperan dalam penguraian atau dekomposisi limbah organik hingga dapat menjadi kompos. Mikroba tersebut lignolitik, selulolitik, proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik.



Bahan yang diperlukan dalam pembuatan 1 ton kompos:

- 1 ton bahan organik (jerami padi/pupuk kandang/limbah pertanian lain yang

 tersedia dilokasi)

- 2,5 kg stardec

- 100 kg serbuk gergaji (dapat diganti dengan dedak atau bahan halus lainnya)

- 100 kg abu dan 20 kg kalsit atau dolomit.



Cara pengolahan aplikasi pupuk mikroba stardec :

  1. Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak kena matahari langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon dengan alas atau lantai dibuat agak tinggi untuk menghindari genangan air. Pengolahan kompos juga bisa menggunakan media berbentuk lobang dengan ukuran dalam 1 m, lebar 2 m s/d 3 m dan panjangnya tergantung lokasi dan kebutuhan. Sebaiknya dibuat bangunan khusus untuk pengolahan secara berkesinambungan.

  2. Campurkan bahan organik (pupuk kandang atau limbah pertanian lain) dengan serbuk gergaji, abu dan kalsit kemudian diaduk merata

  3. Buat lapisan setinggi 60 cm taburkan Stardec secara merata pada bahan dasar kompos, kemudian dilapisi lagi setinggi 60 cm dan taburkan Stardec kembali secara merata . Demikian seterusnya dialkukan sesuai dengan kapasitas bahan yang diproses

  4. Selama proses pengomposan, tambahkan air pada bahan organik untuk mempertahankan kadar air dan kelembaban tetap berkisar 50 – 60 %

  5. Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses pengomposan selama 3-4 minggu. Jika ingin mempercepat waktu pengomposan, bisa ditambahkan pupuk urea sebanyak 2,5 kg per ton bahan organik.

  6. Ciri-ciri kompos yang telah matang (dapat digunakan) yaitu warna menjadi coklat kehitaman, terjadi perubahan bentuk menjadi remah, tidak berbau, suhu tidak panas.





  Gambar 1. Pencampuran bahan-bahan kompos




Ciri-ciri kompos yang telah matang (dapat digunakan):

1. Warna menjadi coklat kehitaman

2.  Terjadi perubahan bentuk menjadi remah

3.  Tidak berbau dan suhu tidak panas.



Cara penggunaan kompos:

Kompos diberikan pada lahan dengan cara diberikan pada jalur atau lahan yang dicangkul atau disekitar lubang tanam sebelum tanam. Untuk pertanaman padi sawah digunakan minimal 2 ton kompos dan pertanaman jagung 2 – 4 ton kompos. Penggunaan kompos dikombinasikan dengan penggunaan 50 % rekomendasi pupuk kimia.

Penggunaan kompos ini mulai berkembang di tingkat petani, tidak hanya untuk komoditi padi dan palawija, tetapi juga sayur-sayuran. Dosis kompos pada tanaman sayuran (cabe , tomat dan lain-lain) berkisar 10 – 20 ton/ha atau 0,5 s/d 1 kg kompos/tanaman. Dengan pemakaian 0,5 s/d 1 kg kompos/ tanaman, tangkai buah cabe cenderung lebih kuat sehingga dapat mengurangi gugur bunga. Pada tanaman terung, pemberian kompos menyebabkan buah terung menjadi besar.



 gambar-ppk.jpg - 21.86 Kb                         Gambar 2. Pemberian pupuk organik pada lahan pertanian



Keunggulan Pemanfaatan Kompos

Manfaat dari penggunaan kompos yang diproses dengan penambahan stardec atau starbio yaitu: meningkatkan mikrobia tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, meningkatkan daya menahan air sehingga mempertahankan dan meningkatkan kelembaban tanah, menyediakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman meskipun dalam jumlah sedikit, serta meningkatkan efisiensi pemupukan (mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 30 - 50 %), menekan biaya penggunaan pupuk serta meningkatkan produksi.

Dengan penggunaan minimal 2 ton kompos stardec maka penggunaan pupuk kimia (urea, SP-36 dan KCl) dapat dikurangi hingga 50 %. Produksi tanaman dengan penggunaan pupuk kimia penuh (100%), tidak berbeda dengan produksi tanaman dengan penggunaan pupuk kimia 50 % ditambah kompos 2 ton/ha. Dengan demikian, modal petani untuk membeli pupuk kimia dapat ditekan. Dalam jangka panjang diharapkan produksi akan meningkat karena lahan menjadi semakin subur.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Sejarah Dapur Arang di Berakit